Kamis, 30 April 2015

Jakarta

JAKARTA

Jakarta adalah kota metropolitan di Indonesia yang sedang maju pesat, dengan banyaknya perkembangan bisnis, industri, dan juga pembangunan.
Banyak orang di dunia yang mulai mengetahui kota Jakarta. Namun di mata orang-orang Jakarta sendiri, mereka menggangap Jakarta sebagai kota yang sangat sempit, rusuh, dan menjijikkan.
Bagiku walaupun memang Jakarta tidak layaknya kota-kota internasional, tetapi Jakarta mempunyai potensi yang sangat tinggi dan juga salah satu kota di dunia yang dipenuhi banyak cerita-cerita yang unik—sekaligus menyedihan. Dari kehidupan seorang pemulung, korupsi dari anggota-anggota pemerintahan, masalah macet Jakarta dan banyak lagi.
Sebagai murid di sekolah menengah pertama, serta Warga Negara Indonesia, malu dan kesal aku rasakan mengetahui bahwa ibu kota Indonesia dihina oleh tak hanya orang lain, melainkan pula orang Indonesia sendiri.
Bersama sebagian besar warga Jakarta lain, hampir setiap hari aku selalu terlambat ke sekolah diakibatkan macet dan juga tidak tertibnya orang terhadap peraturan lalu-lintas.
Beda halnya dengan Singapura, misalnya, di mana perpindahan dari ujung-ke-ujung kota bisa hanya memakan waktu 10 menit paling lama! Kebersihan dan keamanannya pun sangatlah teratur.
Ada banyak pula yang menjuluki Jakarta sebagai “Megapelitan”, yang dimaksud adalah Jakarta yang sudah sulit untuk membagi daerah di sekitarnya. Lantas di sisi lain Jakarta juga berjuluk “Kota Seribu Mal” – yang cuma bisa dinikmati oleh orang-orang berkelebihan.


prj,pekan raya jakartaKemeriahan Pekan Raya Jakarta 2011. (Fikto/Fotokita.net)

Masalah sehari-hari yang biasa ditemukan di Jakarta adalah masalah-masalah yang disebabkan oleh warganya sendiri.
Inilah dua wajah Jakarta: ada sisi di mana Jakarta adalah surga dan di sisi lain Jakarta adalah kota neraka. Tidak ada yang bisa menentukan di mana posisi kita berada. Mungkin penentunya adalah kekayaan.
Jika Anda orang yang kecukupan materi, posisi anda berada di sisi Jakarta surga: Jakarta akan menjadi kota yang sangat gemerlap. menyenangkan. Anda bepergian dengan helikopter, berbelanja di mal-mal ternama, menempati rumah di Pondok Indah, makan di rooftop sebuah gedung, dan banyak lagi.
Tetapi, jika Anda tidak berkelebihan uang, Anda akan mendapati Jakarta yang sangat menyebalkan dan sumpek, macet sehari-hari, susahnya pergi bekerja diakibatkan minimnya pilihan transportasi publik, pencopetan, alur hidup tak tentu.
Banyak orang-orang di Jakarta yang pengangguran, miskin, kelaparan, dan meninggal akibat penyakit. Anak-anak kurang gizi dan tidak bisa bersekolah akibat ekonomi keluarganya.
Meskipun jika orang bisa melihat sisi lain dari Jakarta, mereka akan menyadari bahwa Jakarta sangat indah dan juga sangatlah bersih, tetapi keindahan ini hanya berlaku dan tersedia di daerah etalase Jakarta Pusat, di mana sepanjang waktu akan selalu dirawat dan direnovasi oleh pemerintah.

fotografi,monas,thamrin,htcKeadaan Jalan Thamrin sesudah hujan. (Yunaidi/NGT)

Terlihat jelas bahwa pemerintah lebih memedulikan Jakarta Pusat dibandingkan kawasan-kawasan lainnya yang perlu perawatan lebih seperti Mangga Dua, Blok M, Tanah Abang, dan lain-lain yang sekarang kondisinya sangat buruk. Suatu hari nanti, saya akan memberi gagasan kepada pemerintahan: menegaskan pemerintah untuk  tidak hanya memedulikan Jakarta Pusat, tetapi mereka juga harus mengubah daerah-daerah lain.
Tapi untuk membuat Jakarta lebih maju, akan sia-sia juga jika warganya selalu merusak dan tidak memelihara apa yang mereka punya di sekeliling mereka. Saya juga ingin MRT selesai, jalan diperbaiki.
Macet bisa hilang sehingga kesegaran udara dan lingkungan kembali ke Kota Jakarta.
Salah satu impian di kehidupan saya adalah untuk membuat Jakarta kota yang lebih baik, bersih, disiplin, dan alhasil dapat membanggakan.

Sumber:
http://nationalgeographic.co.id/berita/2014/04/jakarta-kota-dua-sisi

0 komentar:

Posting Komentar