PENULISAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PERUSAHAAN YAMAHA
ANALISIS SISTEM
INFORMASI MANAJEMEN PADA PERUSAHAAN YAMAHA
ABSTRAK
Dalam penelitian
ini penulis menguraikan Skripsi dengan judul Analisis sistem akuntansi
penjualan pada perusahaan dagang di Dealer Yamaha . Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui apakah Sistem akuntansi penjualan sudah memenuhi unsure pengendalian
intern pada perusahaan. Metode penelitian yang digunakan adalah metode analisis
deskriptif. Hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan secara keseluruhan
bahwa system
manajemen yang diterapkan pada perusahaan telah memenuhi unsure pengendalian intern yang telah disusun dengan baik, akan tetapi pada unsur pengendalian intern dari sisi praktek yang sehat baik untuk penjualan tunai maupun kredit masih belum memenuhi unsure pengendalian intern.
manajemen yang diterapkan pada perusahaan telah memenuhi unsure pengendalian intern yang telah disusun dengan baik, akan tetapi pada unsur pengendalian intern dari sisi praktek yang sehat baik untuk penjualan tunai maupun kredit masih belum memenuhi unsure pengendalian intern.
Kata
Kunci :Sistem Informasi
Manajemen,Unsur Pengendalian intern
PENDAHULUAN
LATAR
BELAKANG
Perkembangan
zaman yang pesat menuntut perusahaan yang ada saat ini harus memiliki
keunggulan dalam menjalankan proses bisnisnya agar tetap bertahan dalam dunia
bisnis, oleh karena itu saat ini banyak perusahaan yang mulai memanfaatkan
sistem dan teknologi informasi sebagai komponen utama dalam mencapai keunggulan
dalam berkompetisi dalam bisnis. Kebutuhan efisiensi waktu dan biaya
menyebabkan setiap pelaku usaha merasa perlu menerapkan teknologi informasi
dalam lingkungan kerja. Sistem informasi manajemen menitikberatkan pada
informasi untuk suatu keputusan terstruktur atau informasi yang dapat
diantisipasi. Hal tersebut mungkin tampak sederhana, tetapi sebenarnya
menyediakan informasi untuk membantu manajer-manajer dalam membuat dan
memutuskan keputusan-keputusan terkait pekerjaan yang sangat sulit dan
kompleks. Sistem informasi manajemen memainkan peranan penting dalam penyusunan
rencana strategis, pembuatan keputusan, dan pengontrolan kegiatan-kegiatan
untuk dapat mengukur tingkat keberhasilannya.
Sistem
merupakan sekumpulan hal yang atau kegiatan atau elemen atau subsistem yang
saling bekerja sama atau yang dihubungkan dengan cara-cara tertentu sehingga
membentuk satu kesatuan untuk melaksanakan suatu fungsi guna mencapai suatu
tujuan (Sutanta 2003). Sistem informasi (SI), teknologi informasi dapat
membantu segala jenis bisnis untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas
proses bisnis, pengambilan keputusan manajerial, dan kerja sama kelompok kerja,
hingga dapat memperkuat posisi kompetitif perusahaan dalam pasar yang cepat
sekali berubah (O’Brien dan Marakas, 2011).
Perencanaan
strategi sistem dan teknologi informasi adalah gabungan dari aktivitas
pengembangan sistem dan teknologi informasi serta perencanaan strategi bisnis
sehingga menghasilkan perpaduan yang sangat menguntungkan untuk meningkatkan
proses bisnis dan kegiatan secara keseluruhan dari perusahaan tersebut. Dengan
penerapan sistem dan teknologi informasi yang baik, maka akan menghasilkan
informasi yang tepat dan cepat, sehingga akan membantu para manajer dalam
menentukan strategi-strategi bisnis yang tepat dan cepat untuk mencapai visi
dan misi perusahaan dengan cara menyediakan informasi-informasi yang dibutuhkan
sebagai bahan pertimbangan bagi para pembuat keputusan. Perencanaan sumber daya
perusahaan adalah sistem lintas-fungsional perusahaan yang mengintegrasikan dan
mengotomatisasi banyak proses bisnis internal perusahaan, terutama dalam
manufaktur, logistik, distribusi, akuntansi, keuangan, dan fungsi sumber daya
manusia dari bisnis.
TUJUAN
PENELITIAN
1)
Untuk mengetahui apakah sistem manajemen penjualan yang diterapkan pada
perusahaaan sudah memenuhi unsure pengendalian intern di sisi struktur
organisasi.
2)
Untuk mengetahui apakah sistem manajemen penjualan yang diterapkan pada
perusahaaan sudah memenuhi unsure pengendalian intern di sisi sistem otoritas
atau prosedur.
3)
Untuk mengetahui apakah sistem manajemen penjualan yang diterapkan pada
perusahaaan sudah memenuhi unsure pengendalian intern di sisi praktek yang
sehat.
4)
Untuk mengetahui apakah sistem manajemen penjualan
yang diterapkan pada perusahaaan sudah memenuhi unsure pengendalian intern di
sisi karyawan yang mutu.
METODE
PENELITIAN
OBJEK
PENELITIAN
Sebagaimana
tugas yang diberikan kepada saya untuk membuat analisa tentang system informasi
manajemen pada suatu perusahaan. Akhirnya saya berfikir saya akan mengambil
contoh perusaahaan Yamaha, salah satu yang menjadi daya tarik saya untuk
menganalisa system informasi manajemen perusahaam ini adalah yang paling
penting bahwa perusahaan Yamaha ini perusahaan sepeda motor terbesar di Indonesia
bahkan di dunia. Maka dari itu saya sangat ingin mengetahui bagaimana manajemen
dalam perusahaan ini berjalan sehingga dapat menjadi perusahaan otomotif
terbesar di Indonesia bahkan di dunia sekalipun.
SUMBER
DATA
Data
yang diperoleh atas dua jenis data, yaitu :
1.
Data Primer, yaitu data yang diperoleh penulis melalui pengamatan langsung
(survey) pada perusahaan yang menjadi objek penelitian.
2.
Data Sekunder, yaitu data yang diperoleh penulis dengan
Mempelajari dan
menelaah serta mengumpulkan buku-buku referensi mengenai teori-teori yang
berhubungan dengan system informasi manajemen perusahaan serta dengan cara
mencari banyak sumber dari media internet , yang pada akhir pembuatan makalah
ini akan saya lampirka link yang menjadi sumber materi pembuatan makalah ini.
TEKNIK
PENGUMPULAN DATA
Teknik
pengumpulan data dapat dilakukan dengan :
1.
Teknik Wawancara
Yaitu
mengadakan tanya jawab langsung dan diskusi secara langsung dengan pihak
perusahaan, khususnya dengan bagian yang berhubungan dengan objek penelitian.
2.
Teknik KepustakaanYaitu pengumpulan data dengan membaca buku, dan laporan
laporan yang berhubungan dengan penelitian.
3.
Teknik Observasi
Yaitu
metode pengumpulan data dengan melakukan pengamatan secara langsung terhadap
aktivitas yang berhubungan dengan sistem akuntansi penjualan di perusahaan.
METODE
ANALISIS DATA
Setelah
data-data diperoleh, maka data tersebut selanjutnya diolah kemudian dilakukan
analisis. Analisis data ini penting artinya karena dari analisis ini, data yang
diperoleh dapat memberi arti dan makna yang berguna dalam memecahkan masalah
penelitian. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis
deskriptif dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan keadaan objek
penelitian yang sesungguhnya untuk mengetahui dan menganalisis tentang
permasalahan yang dihadapi oleh objek penelitian kemudian dibandingkan dengan
standar teori.
HASIL DAN
PEMBAHASAN
LANDASAN
TEORI
Penjualan
merupakan sumber hidup suatu perusahaan, karena dengan penjualan akan
memperoleh laba serta untuk mengetahui minat konsumen terhadap produk yang
dihasilkan atau dijual. Definisi penjualan menurut Mulyadi (2010: 202),
penjualan terdiri dari transaksi penjualan barang dan jasa, baik secara kredit
maupun tunai. Penjualan merupakan suatu keputusan proses pemindahan kepimilikan
atas barang yang telah di produksi atau yang telah siap untuk dijual kepada
langganan.
PENGERTIAN
PENGENDALIAN INTERN
Menurut Mulyadi
(2010: 163) sistem pengendalian intern meliputi struktur organisasi, metode dan
ukuran-ukuran yang dikoordinasi untuk menjaga kekayaan organisasi, mengecek
ketelitian dan keandalan data akuntansi, mendorong efisiensi dan mendorong
dipatuhinya kebijakan manajemen. Mulyadi (2010: 163) memaparkan tujuan system
pengendalian intern adalah sebagai berikut :
1.
Menjaga catatan dan kekayaan organisasi kekayaan fisik suatu perusahaan dapat
dicuri, disalahkan atau hancur karena kecelakaan kecuali jika kekayaan tersebut
dilindungi dengan pengendalian yang memadai.
2.
Mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi.
3.
Mendorong efisiensi. Mendorong
dipatuhinya kebijakan manajemen. Untuk mencapai tujuan perusahaan, manajemen
menetapkan kebijakan dan prosedur. Struktur pengendalian intern ditujukan untuk
memberikan jaminan yang memadai agar kebijakan manajemen dipatuhi oleh karyawan
perusahaan. Mulyadi (2010: 164) juga menjelaskan bahwa unsur– unsur pokok
pengendalian intern adalah sebagai berikut:
1.
Struktur organisasi yang memisahkan tanggung jawab fungsional secara tegas.
2.
Sistem wewenang dan prosedur pencatatan yang memberikan perlindungan yang cukup
terhadap kekayaan, utang, pendapatan dan biaya.
3.
Praktek yang sehat dalam melaksanakan tugas dan fungsi setiap unit organisasi.
4.
Karyawan yang mutunya sesuai dengan tanggung jawabnya.
PEMBAHASAN
Dalam perusahaan
ini system informasi yang digunakan ialah dengan model akuntansi atau secara
umum kegiatan transaksi ini dilakukan dengan pencatatan setiap transaksi yang
dilakukan. Sebab semua kegiatan yang terjadi dalam perusahaan ini berkaitan
dengan pemasaran barang. Jadi saya telah menyimpulkan untuk lebih membahas
kedalam system manajemen pencatatan atau system informasi akuntansi yang juga
sangat berkaitan dengan system informasi manajemen.
Berikut
adalah fungsi-fungsi yang terjadi dalam kegiatan transaksi di perusahaan ini :
1.
Fungsi Penjualan
Fungsi ini
bertanggung jawab untuk menerima order dari konsumen, dan menentukan apakah
pembayaran dilakukan secara tunai atau secara kredit. Setelah mendapatkan
kesepakatan akan dilanjutkan pada bagian administrasi. Bagian administrasi akan
mengisi faktur penjualan tunai, faktur ini akan diproses untuk pengurusan surat-surat
kendaraan bermotor dan arsip bagi perusahaan menyerahkan faktur tersebut kepada
pembeli untuk pembayaran harga barang ke fungsi kas dan membawa barang ke
fungsi pengiriman. Dalam struktur organisasi di Dealer Yamaha fungsi penjualan
ini dilakukan oleh bagian sales.
2.
Fungsi Kas
Dalam transaksi
penjualan tunai ini, fungsi ini bertanggung jawab untuk menerima kas dari
pembeli. Dalam struktur organisasi di Dealer Yamaha fungsi ini dilakukan oleh
bagian Kasir.
3.
Fungsi Akuntansi
Dalam transaksi
dari penjualan tunai, fungsi ini bertanggung jawab sebagai pencatat transaksi
penjualan dan penerimaan kas dan pembuatan laporan penjualan unit sepeda motor.
Dalam struktur organisasi Dealer Yamaha fungsi ini ada di bagian administrasi.
Pencatatan dilakukan dengan system manual.
Sistem
Otoritas atau Prosedur
Adapun
jaringan prosedur yang membentuk sistem akuntansi penjualan tunai adalah
sebagai berikut.
1.
Prosedur Order Penjualan.
Prosedur
ini melibatkan fungsi penjualan yang dilakukan oleh bagian sales.
Langkah-langkah yang dilakukan sebagai berikut:
a)
Menerima order dari pembeli.
b)
Menjelaskan produk dan menentukan pembayaran yang dilakukan apakah pembayaran
tunai atau pembayaran secara kredit.
c)
Melakukan proses penjelasan pajak dan STNK dan surat kuasa dengan disertai
berbagai data pendukung termasuk data lengkap pembeli dan pengatasnamaan
surat-surat kendaraan bermotor dengan validasi pimpinan. Dalam proses ini
dimungkinkan untuk pengatasnamaan kendaraan bermotor apakah pengatasnamaan
selain pembeli.
d)
Memberikan penjelasan tentang buku service kendaraan.
e)
Mengucapkan terima kasih dan mempersilahkan pembeli untuk menunggu barang dalam
proses pengecekan fisik.
f)
Dan menyerahkan kendaraan atau motor.
2.
Prosedur Penerimaan Kas
Prosedur
ini melibatkan fungsi kas dalam menerima pembayaran harga barang dari pembeli
yang dilakukan oleh bagian kasir dengan langkah-langkah sebagai berikut:
a)
Setelah melakukan proses pencatatan data-data konsumen atau pembeli, maka
fungsi kas dalam hal ini melibatkan kasir akan membuat bukti pembayaran secara
tunai rangkap 3 dan proses validasi dari pimpinan, bila pembeli melakukan
pembayaran kas maka bukti pembayaran secara tunai 1 akan diberikan sebagai
tanda terima pembayaran kepada kosumen atau pembeli.
b)
Menerima uang dari konsumen.3. Prosedur Penyerahan Barang Prosedur ini
dilakukan oleh bagian bengkel (PDI MAN), dan langkahnya sebagai berikut:
a)
Setelah motor dipilh, bagian bengkel akan melakukan pengecekan fisik dan
sebagainya untuk keperluan kendaraan tersebut.
b)
Menyerahkan barang atau motor tersebut kepeda konsumen atau pembeli.
4.
Prosedur Pencatatan Penerimaan dan Penjualan Tunai Dalam prosedur ini
melibatkan fungsi akuntansi yang dilakukan oleh bagian administrasi. Dengan
bukti-bukti yang telah dibuat dilakukan pencatatan dengan cara manual.
a)
Mengambil bukti-bukti yang digunakan.
b)
Mencatat data-data.
c)
Mengarsipkan bukti-bukti yang telah di buat.
5.
Prosedur Penyetoran Kas ke Bank
Dalam
prosedur ini dilakukan oleh bagian administrasi. Prosedur penyetoran dilakukan
pada hari berikutnya, dengan langkah-langkah sebagai berikut:
a)
Mengambil uang dari bagian kasir.
b)
Menghitung kas dan membuat slip penyetoran ke bank.
c)
Menyetorkan uang ke bank.
d)
Mengarsipkan bukti setoran dari bank.
Sedangkan
dokumen dan catatan yang terkait dengan system akuntansi penjualan tunai adalah
sebagai berikut:
a.
Bukti pembayaran secara tunai rangkap 3.
b.
Bukti setoran bank.
c.
STNK setelah 3 bulan dari proses pembelian.
d.
BPKB setelah 6 bulan dari proses pembelian.
e.
Fotocopy KTP konsumen atau pembeli.
ANALISIS UNSUR-UNSUR
PENGENDALIAN INTERN SISTEM AKUNTANSI
PENJUALAN
KREDIT
Adapun
fungsi-fungsi yang terkait dalam sistem akuntansi penjualan kredit antara lain
sebagai berikut.
1.
Fungsi PenjualanUntuk fungsi penjualan, dalam sistem akuntansi penjualan
kredit, sama dengan sistem akuntansi penjualan tunai yaitu dilakukan oleh
bagian sales.
2.
Fungsi Kas
Dalam
transaksi penjualan kredit ini, fungsi ini bertanggung jawab untuk menerima kas
dari pembeli. Dalam struktur organisasi di Dealer Yamaha fungsi ini dilakukan
oleh bagian Kasir.
3.
Fungsi Kredit
Fungsi
ini berada dibawah fungsI keuangan yang dalam transaksi penjualan kredit
bertanggung jawab untuk meneliti status kredit pelanggan dan memberikan kredit
pada pelanggan. Dalam hal ini pada Dealer Yamaha dilakukan oleh bagian
penagihan yaitu surveyor.
4.
Fungsi Penagihan
Fungsi
bertanggung jawab untuk membuat dan mengirimkan bukti angsuran penjualan kredit
kepada pelanggan. Dalam hal ini dilakukan oleh bagian penagihan atau surveyor.
5.
Fungsi Akuntansi
Fungsi
ini bertanggung jawab untuk mencatat piutang yang timbul akibat transaksi
penjualan kredit. Dalam struktur organisasi Dealer Yamaha fungsi ini ada
dibagian administrasi. Pencatatan dilakukan dengan sistem manual. Sistem
Otoritas atau Prosedur Jaringan prosedur yang membentuk sistem akuntansi
penjualan kredit adalah antara lain sebagai berikut:
1.
Prosedur Order Penjualan
Prosedur
ini melibatkan fungsi penjualan yang dilakukan oleh bagian sales. Dengan
langkah-langkah sebagai berikut:
a)
Menerima order dari pembeli.
b)
Menjelaskan produk dan menentukan pembayaran yang dilakukan apakah pembayaran
tunai atau pembayaran secara kredit.
c)
Menyerahkan kendaraan atau motor.
PROSEDUR
PENERIMAAN KAS
Prosedur ini
melibatkan fungsi kas dalam menerima pembayaran penjualan kredit berupa
pembayaran uang muka dan angsuran bulan pertama, dilakukan bagian kasir. Adapun
tahapannya sebagai berikut:
a)
Membuat bukti pembayaran penjualan secara kredit rangkap 3 dengan proses
validitas dari pimpinan, lembar 1 diserahkan pada konsumen sebagai bukti
pembayaran, lembar 2 dan 3 diserahkan ke pusat tetapi sebelumnya akan dilakukan
proses pencatatan terlebih dahulu.
b)
Menerima uang dari konsumen atau pembeli.
c)
Mengucapkan terima kasih dan mempersilakan konsumen untuk menunggu barang dalam
proses pengecekan.
3.
Prosedur Persetujuan Kredit
Dalam prosedur
ini, fungsi penjualan meminta persetujuan penjualan kredit untuk konsumen dari
fungsi kredit, dalam hal ini dilakukan oleh surveyor dengan langkah-langkah
sebagai berikut:
a)
Meminta data lengkap konsumen berupa fotocopy KTP suami istri, KK, slip gaji
atau rekening listrik.
b)
Melakukan peninjauan atau survey ke rumah konsumen atau pembeli.
c)
Melakukan angkat kredit.
d)
Menyerahkan motor kepada konsumen atau pembeli.
4.
Prosedur Penyerahan Barang
Prosedur
ini dilakukan oleh bagian bengkel (PDI MAN), dan langkahnya sebagai berikut:
a) Setelah motor
dipilh, bagian bengkel akan melakukan pengecekan fisik dan sebagainya untuk
keperluan kendaraan tersebut.
b) Menyerahkan
barang atau motor tersebut kepeda konsumen atau pembeli.
5.
Prosedur Penagihan
Dalam
prosedur ini, fungsi penagihan atau kredit yang dikerjakan oleh surveyor:
a)
Melakukan penagihan kepada konsumen untuk angsuran per bulannya.
6.
Prosedur Pencatan Piutang
Dalam
prosedur ini melibatkan fungsi akuntansi yang dilakukan oleh bagian
administrasi. Dengan bukti-bukti yang telah dibuat dilakukan pencatatan dengan
sistem manual.
a)
Mengambil bukti-bukti yang digunakan.
b)
Mencatat data-data.
c)
Mengarsipkan bukti-bukti yang telah dibuat.
7.
Prosedur Penyetoran Kas ke Bank dalam prosedur ini dilakukan oleh bagian
administrasi untuk penyetoran pembayaran uang muka. Prosedur penyetoran
dilakukan pada hari berikutnya, dengan langkah-langkah sebagai berikut:
a)
Mengambil uang dari bagian kasir.
b)
Menghitung kas dan membuat slip penyetoran ke bank.
c)
Menyetorkan uang ke bank.
d)
Mengarsipkan bukti setoran dari bank. Untuk dokumen dan catatan yang terkait
dengan system akuntansi penjualan kredit adalah sebagai berikut:
a.
Bukti pembayaran uang muka secara kredit rangkap 3.
b.
Surat Perjanjian.
c.
Bukti setoran bank.
d.
STNK setelah 3 bulan dari proses pembelian.
e.
BPKB setelah angsuran lunas.
f.
Fotocopy KTP, KK, slip gaji atau rekening listrik konsumen
atau
pembeli.
PRAKTEK
YANG SEHAT
Praktek
yang sehat merupakan kunci penting dalam pencapaian tujuan sebuah organisasi
perusahaan, kinerja para pegawai akan berdampak pada perusahaan. Kerugian
terbesar dialami oleh beberapa perusahaan, salah satunya akibat dari
pengendalian intern yang kurang baik. Berdasarkan data yang didapat dari hasil
penelitian pada Dealer Yamaha bahwa dalam pelaksanaan kegiatan perusahaan dapat
dilihat adanya unsure praktek sehat antara lain sebagai berikut:
1.
Penggunaan formulir sudah bernomor urut cetak, yang pemakaianya harus
dipertanggungjawabkan oleh pihak yang berwenang.
2.
Pemeriksaan memdadak, perusahaan tidak pernah melakukan pemeriksaan secara
mendadak, karena pemeriksaan dilakukan setiap hari hanya dilakukan pada fungsi
akuntansi.
3.
Setiap transaksi tidak dilakukan oleh satu orang atau satu fungsi organisasi
tanpa adanya campur tangan dari orang lain atau fungsi organisasi lain,
dikarenakan tiap-tiap fungsi organisasi telah terpisah dan menjalankan tugasnya
masingmasing.4. Jumlah kas yang diterima dari penjualan tidak disetor ke bank
pada hari yang sama dengan transaksi penjualan. Karyawan yang Mutu Karyawan
yang bekerja sesuai dengan bidang keahliannnya masing-masing dan diharapkan
memiliki sifat jujur, disiplin dan bertanggung jawab penuh atas tugas yang
diberikan. Dealer Yamaha telah melakukan beberapa hal dalam rangka meningkatkan
mutu karyawan dimana perusahaan telah mengambil langkah-langkah seperti
perekrutan karyawan melalui iklan dan dengan melakukan beberapa tahapan seleksi
bagi calon karyawan berdasarkan persyaratan yang dituntut oleh pekerjaannya.
Misalnya untuk sales, kasir dan surveyor minimal lulusan SMA sederajat dan
semua jurusan, sedangkan untuk bagian administrasi
lebih diutamakan jurusan akuntansi. Dan dalam upaya peningkatan kualitas sumber
daya manusia maka perusahaan mengadakan tranning kerja selama 3 bulan, ini
dilakukan untuk melihat kemampuan kerja calon karyawan tersebut. Evaluasi
Sistem Akuntansi Penjualan Tunai pada Dealer Yamaha
1.
Evaluasi Terhadap Fungsi yang Terkait
Sistem
penjualan tunai pada Dealer Yamaha sudah memenuhi unsur pengendalian intern,
karena terdapat pemisahan tanggungjawab fungsional dan hubungan antara fungsi
sudah ditetapkan oleh perusahaan. Fungsi-fungsi yang ada telah dipisahkan
antara fungsi penjualan yang dilaksanakan oleh sales, fungsi penerimaan kas
yang dijalankan oleh bagian kasir dan fungsi akuntansi yang dilaksanakan oleh
bagian administrasi. Setiap fungsi telah menjalankan tugasnya dengan baik dalam
sistem akuntansi penjualan tunai.
2.
Evaluasi Terhadap Dokumen yang Digunakan
Dokumen
yang digunakan oleh Dealer Yamaha telah memenuhi unsur pengendalian intern,
karena bukti pembayaran tunai sudah bernomor urut cetak. Dan dalam bukti
pembayaran sacara tunai dibuat rangkap 3, lembar 1 diserahkan kepada konsumen
sebagai pembeli, lembar 2 digunakan sebagai arsip dealer Yamaha dan lembar
3 diserahkan ke pusat.3. Evaluasi Terhadap Catatan Akuntansi yang Digunakan
Catatan akuntansi yang digunakan oleh Dealer Yamaha pada sistem akuntansi
penjualan tunai belum memenuhi unsur pengendalian intern, karena dalam
pencatatannya Dealer Yamaha masih menggunakan sistem Manual. Sehingga
kemungkinan kesalahan bisa saja terjadi dalam proses penjurnalan. Sebaiknya
pencatatan akuntansi menggunakan program akuntansi, perusahaan akan secara
otomatis mempunyai kode akun rekening standar yang diberikan program akuntansi
tersebut.
4.
Evaluasi Terhadap Jaringan Prosedur yang Membentuk Sistem
Jaringan
prosedur yang membentuk sistem pada Dealer Yamaha dalam sistem akuntansi
penjualan tunai sudah memenuhi unsur pengendalian intern. Sistem ini bisa
berjalan secara efisien dan efektif bagi kegiatan operasional perusahaan.
5.
Evaluasi Terhadap Praktek yang Sehat
Praktek
yang sehat yang diterapkan oleh Dealer Yamaha belum cukup baik dalam memenuhi
unsur pengendalian intern. Setiap transaksi tidak dilakukan oleh satu orang
atau satu fungsi organisasi tanpa adanya campur tangan dari orang lain atau
fungsi organisasi lain. Akan tetapi, perusahaan tidak pernah melakukan
pemeriksaan secara mendadak, karena pemeriksaan dilakukan setiap hari dan
dilakukan pada fungsi akuntansi, dan jumlah kas yang diterima dari penjualan
tidak disetor ke bank pada hari yang sama dengan transaksi penjualan.
6.
Evaluasi Terhadap Karyawan yang Mutu
Dealer
Yamaha telah melakukan beberapa hal dalam rangka meningkatkan mutu karyawan
dimana perusahaan telah mengambil langkah-langkah seperti perekrutan karyawan
melalui iklan dan dengan melakukan beberapa tahapan seleksi bagi calon karyawan
berdasarkan persyaratan yang dituntut oleh pekerjaannya. Evaluasi Sistem
Akuntansi Penjualan Kredit pada Dealer Yamaha
1.
Evaluasi Terhadap Fungsi yang Terkait
Sistem
penjualan kredit pada Dealer Yamaha sudah memenuhi unsur pengendalian intern,
karena terdapat pemisahan tanggungjawab fungsional dan hubungan antara fungsi
sudah ditetapkan oleh perusahaan. Fungsi-fungsi yang ada telah dipisahkan
antara fungsi penjualan yang dilaksanakan oleh sales, fungsi penerimaan kas
yang dijalankan oleh bagian kasir, fungsi akuntansi yang dilaksanakan oleh
bagian administrasi serta fungsi kredit atau penagihan yang dilakukan oleh
surveyor. Setiap fungsi telah menjalankan tugasnya dengan baik dalam sistem
akuntansi penjualan kredit pada Dealer Yamaha.
2.
Evaluasi Terhadap Dokumen yang Digunakan
Dokumen
yang digunakan oleh Dealer Yamaha belum baik dalam memenuhi unsur pengendalian
intern, kerena bukti pembayaran uang muka yang digunakan sudah bernomor urut
cetak. Akan tetapi dalam pembuatan bukti pembayaran secara kredit ini belum
cukup baik karena dibuat dalam rangkap 3, lembar 1 untuk konsumen atau pembeli,
lembar 2 dan 3 diserahkan ke pusat. Sebaiknya bukti pembayaran secara kredit
lebih baik dibuat rangkap 4, lembar 1 diserahkan ke konsumen, lembar 2 untuk
Dealer Yamaha atau bagian administrasi dan sebagai arsip, lembar 3 untu
surveyor sebagai bukti pada waktu pembayaran angsuran atau penagihan piutang
dan lembar 4 dikirim ke pusat.
3.
Evaluasi Terhadap Catatan Akuntansi yang Digunakan
Catatan
akuntansi yang digunakan oleh Dealer Yamaha pada sistem akuntansi penjualan
kredit belum memenuhi unsur pengendalian intern, karena dalam pencatatannya
Dealer Yamaha masih menggunakan sistem manual. Sehingga kemungkinan kesalahan
bisa saja terjadi dalam proses penjurnalan. Sebaiknya pencatatan akuntansi
menggunakan program akuntansi, perusahaan akan secara otomatis mempunyai kode
akun rekening standar yang diberikan program akuntansi tersebut.
4.
Evaluasi Terhadap Jaringan Prosedur yang Membentuk Sistem
Jaringan
prosedur yang membentuk sistem pada Dealer Yamaha dalam sistem akuntansi
penjualan kredit sudah memenuhi unsur pengendalian intern. Sistem ini bisa
berjalan secara efisien dan efektif bagi kegiatan operasional perusahaan.
5.
Evaluasi Terhadap Praktek yang Sehat
Praktek
yang sehat yang diterapkan oleh Dealer Yamaha belum
cukup baik dalam memenuhi unsur pengendalian intern. Setiap transaksi tidak
dilakukan oleh satu orang atau satu fungsi organisasi tanpa adanya campur
tangan dari orang lain atau fungsi organisasi lain. Akan tetapi, perusahaan
tidak pernah melakukan pemeriksaan secara mendadak, karena pemeriksaan
dilakukan setiap hari hanya dilakukan pada fungsi akuntansi, dan jumlah kas
yang diterima dari penjualan tidak disetor ke bank pada hari yang sama dengan
transaksi penjualan.
6.
Evaluasi Terhadap Karyawan yang Mutu
Dealer
Yamaha telah melakukan beberapa hal dalam rangka meningkatkan mutu karyawan
dimana perusahaan telah mengambil langkah-langkah seperti perekrutan karyawan
melalui iklan dan dengan melakukan beberapa tahapan seleksi bagi calon karyawan
berdasarkan persyaratan yang dituntut oleh pekerjaannya.
Tabel
Unsur Pengendalian Intern Sistem Akuntansi Penjualan
tunai
No
Unsur Pengendalian Intern Sesuai Tidak
1
struktur Organisasi
a.
Fungsi penjualan harus terpisahdari fungsi kas.
b.
Fungsi kas harus terpisah darifungsi akuntansi.
c.
Transaksi penjualan tunaidilaksanakan oleh fungsi penjualan, fungsi kas, fungsi
akuntansi.
2
Sistem Otoritas dan Prosedur
a.
Penerimaan order dari konsumen diotoritas oleh fungsi penjualan dengan meminta
persyaratan pembelian.
b.
Penerimaan kas diotoritas oleh fungsi kas dengan cara membubuhkan cap pada
bukti pembayaran secara tunai.
c.
Untuk bukti-bukti penjualan tunai diotoritas oleh fungsi akuntansi untuk
disimpan sebagai arsip.
3
Praktek yang Sehat
a.
Bukti pembayaran bernomor urut tercetak dan pemakaianya dipertanggungjawabkan
oleh fungsi kas.
b.
Pemeriksaan mendadak.
c.
Setiap transaksi tidak boleh dilakukan oleh satu orang atau satu fungsi
organisasi.
d.
Pencatatan akuntansi menggunakan program akuntansi Tabel Unsur Pengendalian
Intern Sistem Akuntansi Penjualan Kredit
e.
Jumlah kas yang diterima dari penjualan tunai disetor ke bank pada hari yang
sama dengan transaksi penjualan tunai.
4
Karyawan yang Mutu
a.
Seleksi calon karyawan berdasarkan persyaratan yang dituntut oleh pekerjaanya.
No
Unsur Pengendalian Intern Sesuai Tidak
1
Struktur Organisasi
a. Fungsi penjualan
harus terpisah dari fungsi kas.
b.
Fungsi kas harus terpisah dari fungsi akuntansi.
c.
Fungsi akuntansi harus terpisah dari fungsi kredit atau penagihan.
d.
Transaksi penjualan kredit dilaksanakan oleh fungsi penjualan, fungsi kas,
fungsi akuntansi dan fungsi kredit atau penagihan.
2
Sistem Otoritas dan Prosedur
a.
Penerimaan order dari konsumen diotoritas oleh fungsi penjualan dengan meminta
persyaratan pembelian.
b.
Penerimaan kas diotoritas oleh fungsi kas untuk pembayaran uang muka.
c.
Untuk bukti-bukti penjualan kredit diotoritas oleh fungsi akuntansi untuk
disimpan sebagai arsip.
d.
Fungsi penagihan melakukan penagihan hanya atas dasar piutang yang harus
ditagih yang dibuat oleh fungsi akuntansi.
KESIMPULAN DAN
SARAN
·
KESIMPULAN
Dari
hasil temuan yang telah dibahas sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan
bahwa:
1.
Sistem akuntansi penjualan yang diterapkan pada perusahaan sudah memenuhi unsur
pengendalian intern dari sisi struktur organisasi.
2.
Sistem akuntansi penjualan yang diterapkan pada perusahaan sudah memenuhi unsur
pengendalian intern dari sisi system otoritas atau prosedur.
3.
Sistem akuntansi penjualan yang diterapkan pada perusahaan belum memenuhi unsur
pengendalian intern dari sisi praktek yang sehat.
4.
Sistem akuntansi penjualan yang diterapkan pada perusahaan sudah memenuhi unsur
pengendalian intern dari sisi karyawan yang mutu.
5.
Praktek yang Sehat
a.
Bukti pembayaran bernomor urut tercetak dan pemakaianya dipertanggungjawabkan
oleh fungsi kas.
b.
Pemeriksaan mendadak.
c.
Setiap transaksi tidak boleh dilakukan oleh satu orang atau satu fungsi
organisasi.
d.
Pencatatan akuntansi menggunakan program akuntansi
e.
Jumlah kas yang diterima dari penjualan kredit yaitu berupa uang muka dan
angsuran bulan pertama disetor ke bank pada hari yang sama dengan transaksi
penjualan tunai.
5.
Karyawan yang Mutu
a.
Seleksi calon karyawan berdasarkan persyaratan yang dituntut oleh pekerjaanya.
·
SARAN
Berdasarkan
kesimpulan diatas, penulis memberikan saran atau rekomendasi yang diharapkan
dapat dijadikan masukan. Dalam sistem akuntansi penjualan yang diterapkan
perusahaan yang belum memenuhi unsur pengendalian intern dari sisi praktek yang
sehat.
1.
Pemeriksaan mendadak, Perusahaan tidak pernah melakukan pemeriksaan secara
mendadak, karena pemeriksaan dilakukan setiap hari hanya dilakukan pada fungsi
akuntansi.
2.
Pencatatan akuntansi seharusnya menggunakan program akuntansi, perusahaan akan
secara otomatis mempunyai kode akun rekening standar yang diberikan program
akuntansi tersebut, dan akan memudahkan tugas fungsi akuntansi karena buku
besar akan langsung dibuat begitu kita menjurnalkan transaksi yang terjadi
sehingga mengurangi kesalahan posting ke buku besar.
3.
Sebaiknya jumlah kas yang diterima dari hasil penjualan seharusnya disetorkan
ke bank pada hari yang sama dengan transaksi penjualan.
4.
Dan untuk bukti pembayaran secara kredit lebih baik dibuat rangkap 4, lembar 1
diserahkan ke konsumen, lembar 2 untuk Dealer Yamaha atau bagian administrasi
dan sebagai arsip, lembar 3 untuk surveyor sebagai bukti pada waktu pembayaran
angsuran atau penagihan piutang dan lembar 4 dikirim ke pusat.
Daftar
Pustaka
http://jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a03a96d0947c6478e525e/2014/08/JURNAL-ROZANA-090462201309-AKUNTANSI.pdf
2 komentar:
Apakah Anda perlu pinjaman? Atau apakah Anda menolak pinjaman oleh bank atau lembaga keuangan untuk satu atau lebih alasan? Jeanne Roland Kantor Pinjaman sini untuk membantu semua Indonesia mendapatkan pinjaman mereka dengan hanya ID Card dan pendaftaran tanpa pembayaran dimuka lainnya. Jeanne Roland akan memberikan pinjaman Anda dalam waktu kurang dari 24 jam untuk serendah 2%. Kami memberikan .loans untuk Perusahaan dan Perorangan, Kami adalah pemberi pinjaman yang tepat untuk semua Indonesia.
Silahkan hubungi kami di email kami: sandramanson01loanfirm@gmail.com
Apakah Anda perlu pinjaman? Atau apakah Anda menolak pinjaman oleh bank atau lembaga keuangan untuk satu atau lebih alasan? Jeanne Roland Kantor Pinjaman sini untuk membantu semua Indonesia mendapatkan pinjaman mereka dengan hanya ID Card dan pendaftaran tanpa pembayaran dimuka lainnya. Jeanne Roland akan memberikan pinjaman Anda dalam waktu kurang dari 24 jam untuk serendah 2%. Kami memberikan .loans untuk Perusahaan dan Perorangan, Kami adalah pemberi pinjaman yang tepat untuk semua Indonesia.
Silahkan hubungi kami di email kami: sandramanson01loanfirm@gmail.com
Posting Komentar